Menteri Luar Negeri Kulit Hitam Pertama AS Colin Powell Meninggal Akibat Covid-19

Washington DC - Colin Powell, mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan orang kulit hitam pertama yang menduduki jabatan tersebut dalam sejarah AS, meninggal karena komplikasi akibat Covid-19. Kabar duka ini disampaikan keluarganya.

Powell, jenderal bintang empat yang terakhir menjabat pada 2005, meninggal pada Senin (18/10), demikian disampaikan keluarganya dalam sebuah pernyataan di Facebook. Powell meninggal dalam usia 84 tahun.

"Dia divaksinasi penuh. Kami ingin berterima kasih kepada tenaga medis di Walter Reed National Medical Center atas perawatan mereka. Kami kehilangan suami, ayah, kakek yang sangat baik dan penyayang dan seorang Amerika yang hebat," jelas keluarga Powell, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (19/10).

Dikenal sebagai seorang yang moderat dan pragmatis, Powell berperan penting dalam membentuk kebijakan luar negeri pemerintahan kepresidenan Partai Republik selama beberapa dekade. Dia menduduki jabatan penting selama runtuhnya Tembok Berlin, invasi AS ke Panama pada 1989, Perang Teluk 1991, serangan 11 September, dan invasi AS ke Afghanistan pada 2001 dan Irak pada 2003.

Dia menjabat sebagai penasihat keamanan nasional mantan Presiden Ronald Reagan dari 1987 sampai 1989 dan kepala Staf Gabungan kulit hitam pertama di bawah Presiden George HW Shrub dan Presiden Costs Clinton, dari 1989 sampai 1993.

Ketika dia diangkat menjadi Menteri Luar Negeri di bawah Presiden George W Shrub pada 2001, dia menjadi orang kulit hitam pertama yang mengisi jabatan tersebut dalam sejarah AS. Saat itu, dia juga menjadi pejabat kulit hitam di tingkat paling tinggi dalam sejarah AS, kemudian disusul mantan Menteri Luar Negeri Condoleeza Rice dan kemudian Presiden Barack Obama.

Kontroversi perang Irak


Meskipun awalnya menentang operasi militer, Powell telah dituduh menyesatkan publik menjelang invasi AS ke Irak pada tahun 2003 ketika pemerintahan Shrub berusaha untuk membangun dukungan internasional.

Dalam presentasi kontroversial pada 5 Februari 2003 di hadapan Dewan Keamanan PBB, Powell menyebut Presiden Irak Saddam Hussein merupakan bahaya yang akan segera terjadi bagi dunia karena persediaan senjata kimia dan biologi Irak.

Powell kemudian mengakui presentasi itu penuh dengan ketidakakuratan dan informasi intelijen yang keliru yang diberikan oleh orang lain dalam pemerintahan Shrub. Kepada Al Jazeera, dia mengatakan itu menjadi "noda" yang akan "selalu menjadi bagian dari catatan saya".

Dalam sebuah pernyataan pada Senin, mantan Presiden Shrub menyebut Powell sebagai "pelayan publik yang hebat". Shrub juga menyebut Powell "sangat difavoritkan oleh Presiden sehingga dia mendapatkan Governmental Medal of Freedom, dua kali".

Powell merupakan putra imigran Jamaika dan besar di lingkungan South Bronx, New York City City. Dia belajar di City College of New York dan mendapatkan komisi perwira melalui Book Officer Training Corps (ROTC) pada tahun 1958.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Pemkot Mencegah Muncul nya Klaster Baru Pada Saat Menanggulangi Bencana Alam di Era Pandemi Ini

Para Ahli Arkeoligi Berhasil Menemukan Sedotan Bir Tertua di Dunia, Muncul Sebelum Zaman Nabi

Aksi Kudeta di Sudan Berujung Bentrok dan Memakan Korban 12 Warga Sipil Mengalami Luka