Para Ahli Arkeoligi Berhasil Menemukan Sedotan Bir Tertua di Dunia, Muncul Sebelum Zaman Nabi

Jakarta - Sedotan umumnya terbuat dari bahan plastik. Seiring berjalannya waktu, bahan baku sedotan semakin bervariasi, ada yang terbuat dari kertas daur ulang hingga bahan stainless-steel agar bisa dipakai berulang kali.

Namun, tahukah kamu, orang-orang sudah menggunakan sedotan sejak 5.500 tahun yang lalu?

Sedotan-sedotan tersebut ditemukan dalam gundukan kuburan besar (kurgan) dari budaya Maikop Kuno sekitar 3700-2900 tahun sebelum masehi.

Selain sedotan, di dalam 3 kompartemen kurgan besar itu peneliti juga menemukan beragam barang lain dari seseorang.

Ruang terbesarnya diisi temuan paling mewah. Ada ratusan manik-manik berbahan batu semi-mulia dan emas, bejana keramik, cangkir logam, senjata dan peralatan. Sebagian besar barang berjejer di dinding ruangan.

Peneliti juga mencatat, di sana juga ada satu bundel delapan tabung logam panjang.

Empat di antaranya memiliki patung banteng emas atau perak, ditempatkan di sisi kanan kerangka.

Kuburan ini ditemukan di barat laut Kaukasus, mencakup Armenia contemporary, Azerbaijan, Georgia dan sebagian Rusia wilayah Selatan.

Awalnya mereka tak mengetahui barang apa itu dan untuk apa manusia zaman itu membuat beragam bentuk selongsong panjang.

Sampai pada akhirnya, penelitian baru mengungkap orang-orang zaman tersebut ternyata menggunakan selongsong tabung untuk minum bir dengan teman-temannya.

"Tabung (yang kelihatan) halus (ini) tidak sesederhana kelihatannya saat pertama kali ditemukan," ujar penulis pertama studi, Viktor Trifonov, seorang arkeolog di Institut Sejarah Budaya Material Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia di St. Petersburg, mengatakan kepada Live Science.

"Bahkan patung banteng indah yang melekat (di sedotan ini) bisa menjadi hiasan dan elemen sedotan."

Tanda tanya besar


Selama beberapa dekade, para arkeolog bertanya-tanya apakah tabung itu tongkat kerajaan, tiang untuk kanopi atau bahkan seikat batang yang sesuai dengan mata panah.

Tetapi interpretasi ini tidak meyakinkan Trifonov dan rekan-rekannya. Tidak ada bukti, alasan atau argumen yang menyebut mengapa artefak ini berbentuk tabung ketimbang tiang padat.

Tim lalu memutuskan untuk menganalisis ulang tabung. Singkat cerita, mereka punya jawaban pasti: Tabung itu kemungkinan adalah sedotan minuman, yang dirancang untuk menyeruput minuman kemungkinan besar bir.

Ide ini cocok dengan penemuan arkeologi lainnya. Menarik sejarah sebelumnya pada 13.000 tahun yang lalu, di wilayah timur orang-orang kuno mulai melakukan fermentasi buah-buahan atau selai menjadi bir.

Pembuatan bir skala besar dimulai di Asia Barat pada milenium kelima hingga keempat sebelum masehi. Sejak saat itu ada cetakan segel di tempat yang sekarang disebut Irak dan Iran yang menunjukkan orang-orang minum melalui sedotan.

Temuan lain orang Sumeria kuno minum bir melalui alang-alang panjang, termasuk Ratu Puabi, yang dimakamkan dengan sedotan panjang di Pemakaman Kerajaan di Ur (Irak modern-day) menunjukkan bahwa minum bir bersama melalui tabung panjang menjadi tren dan hiburan di zaman itu.

Di dalam penyelidikan itu, tim mengambil sampel residu di bagian dalam salah satu artefak. Mereka menemukan bukti butiran tepung barley, partikel sereal, dan butiran serbuk sari dari pohon jeruk nipis.

Namun, para peneliti tidak yakin apakah jelai telah difermentasi menjadi bir.

Meski begitu, "Desain, jumlah tabung, analisis residu, dan beberapa kesamaan kritis dengan sedotan Sumeria membuat kami menyimpulkan bahwa tabung Maikop adalah sedotan minum," kata Trifonov. Kemungkinan individu Maikop minum dengan teman-temannya.

"Seni Timur Dekat Kuno dari milenium ketiga SM dan seterusnya menggambarkan beberapa sedotan panjang yang ditempatkan di wadah komunal, memungkinkan orang berdiri atau duduk di dekatnya untuk minum bersama," katanya.

Trifonov menambahkan bahwa tabung Maikop memiliki saringan logam yang akan "membantu menyaring kotoran yang umum ditemukan pada bir kuno."

Sedotan Maikop berusia sekitar 1.000 tahun lebih tua dari sedotan tertua berikutnya yang pernah tercatat, yang ditemukan di Pemakaman Kerajaan di Ur dan berusia 4.500 tahun, kata Trifonov.

Sedotan tersebut saat ini dipajang di State Hermitage Museum di St. Petersburg.

Studi ini dipublikasikan secara online Rabu 19 Januari di jurnal Classical times.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Pemkot Mencegah Muncul nya Klaster Baru Pada Saat Menanggulangi Bencana Alam di Era Pandemi Ini

Aksi Kudeta di Sudan Berujung Bentrok dan Memakan Korban 12 Warga Sipil Mengalami Luka